Korban Pembakaran Rumah Di Labusel Mengunjungi Kantor Dinas UPTD PPA -->

Advertisement

Advertisement

Korban Pembakaran Rumah Di Labusel Mengunjungi Kantor Dinas UPTD PPA

Kamis, 17 Oktober 2024


MEDAN - Terkait pembakaran dua rumah dan dua unit mobil yang terjadi di labuhan batu selatan yakni, 2 keluarga korban telah mengunjungi Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA). 


    "Alhamdulillah saya datang ke Perlindungan anak diterima dan diperiksa psikis anak saya dan diterima dengan baik," ujar Siti Kholilah saat ditemui wartawan


    Ketiga anak yang menjadi saksi pembakaran rumah tersebut masih mengalami trauma dari pasca kejadian hingga sampai saat ini. Ibu korban mengatakan bahwa pada saat kejadian anak nya menangis histeris, menangis ketakutan hingga sampai saat ini pun masih merasa ketakutan. 


     "Pada saat kejadian itu anak saya menangis histeris, menangis ketakutan sampai saat ini dan detik ini masih ketakutan" Ujarnya Siti Kholilah. Rabu, (16 /10/2024). 


      Dari hal tersebutlah keluarga korban memutuskan untuk mengunjungi Kantor Dinas UPTD PPA untuk melakukan pemeriksaan Psikis dari anak korban yang menjadi saksi pasca pembakaran tersebut. 


      Keluarga korban mengharapkan semoga pelaku yang telah membakar rumah mereka mendapatkan hukuman yang setimpal. 

"Harapan saya semoga yang membakar rumah saya mendapatkan hukuman yang setimpal", Ujarnya dengan singkat. 


Diberitakan sebelumnya, Nyawa 2 keluarga di Dusun Suka Makmur, Desa Sabungan, Kecamatan Sei Kanan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel) merasa terancam pasca rumahnya dibakar oleh kawanan anak pengusaha sawit, SS dan kawan-kawan didepan petugas Kepolisian dan aparat pemerintahan setempat.


Akibatnya, dua keluarga yang terdiri dari istri dan 5 orang anak dibawah umur terpaksa mengungsi ke Medan dikarenakan para pelaku masih berkeliaran. 


Hal ini disampaikan oleh Dewi Kristina Damanik (37). Ia mengatakan bahwa ia sangat ketakutan untuk tinggal di rumahnya karena para pelaku masih berkeliaran. 


"Pelakunya masih berkeliaran pak, saya merasa terancam mengapa saya dibuat begini oleh mereka. Tidak ada lagi perikemanusiaan mereka pada saya pak, saya butuh keadilan pak," ujarnya kepada wartawan, saat ditemui di Kantor Hukum Salman Sirait Jalan Pasa1 Setia Budi Komplek Ray pendopo 5, Tanjung Sari, Medan Selayang, Rabu (9/10/2024). 


Ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kapolres Labusel, AKBP Arvin Fachreza mengatakan bahwa laporan korban masih dalam penyelidikan. 


"Untuk perkara masih dlm penyelidikan, mohon waktunya," ujarnya singkat beberapa waktu lalu.(Maul)